"Gara - gara dia ini! semua gara - gara dia!" sambil berjalan, mengoceh sepanjang perjalanan.
"Gag ngerti ya kalo gag cuma dia yang akan tersangkut masalah dari kasus ini?! Dasar otak udang!" sapaan dari orangpun tak dihiraukannya. Hanya konsen pada topik yang sedang hangat dibahas dalam otaknya.
"Lo juga yang salah! Kenapa ikut campur dalam masalah ini?! Kita semua jadi terlibat, ngerti?!"
"Gue cuma berusaha yang terbaik buat semuanya, bodoh!" mendengus, memalingkan wajah.
"Lihat itu!" Menunjuk wanita cantik yang ada di seberang jalan."Ah! Biasa! Bisa tidak kau fokus pada masalah yang kita hadapi? huh? Dalam otakmu hanya ada wanita saja!"
Sampah! Busuk! Rutuknya dalam hati.
"Arrrrrrgggggggggh! Cukup! kali ini aku saja yang berpikir dan berbicara! Semuanya diam!" Hilang semua suara dalam otaknya tadi. Kini hanya dia dan kehidupan nyata yang terbentang di depannya.
Deru angin membuatnya menarik jaket lebih ketat agar tidak menyelinap masuk. Hujan rintik - rintik mulai menari anggun turun dari langit. Mempercepat langkah, akankah selamat?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
yup aku mengerti,,,
alu dek... cerpen ya? :D
Posting Komentar