Pengikut





Assalamu'alaikum... Welcome to my site

Find this blog

blog

Apa yang salah?

Kamis, 19 Februari 2009



"Halo gadis!!! Belum bangun tidur juga?" "Ntar dulu ah, masih ngantuk" "Shalat subuh dulu lah!! Ayo bangun cepetan!" "Lima menit lagi, ya?" "Tidak ada toleransi waktu gadis" "Oke, aku bangun! Bawel" "Kalau tidak dicerewetin mungkin kamu masih tidur di sana" "Ok, pergi sekarang" "Ok, tugasku selesai"
Nana melangkahkan kakinya dengan gontai menuju kamar mandi. Dia memang sangat tidak tahan dengan perintah - perintah yang diajukan oleh sahabatnya. Tapi, orang - orang lain selalu menganggap Nana gila. Karena berteman dengannya.
"Mandinya yang bersih dong"
"Ya ampun kamu bawel banget sih"
"Biarin" pergi, selalu seperti itu. Di saat - saat yang tidak diinginkan dia selalu muncul. Menyebalkan.
Butuh waktu setengah jam untuk benar - benar bersih buat ukuran Nanut. So, Nana harus ekstra keras menggosokkan seluruh badannya agar benar - benar bersih. Semuanya dikomentari oleh Nanut, capek deeh. Tapi Nana bahagia karena Nanutlah selalu yang menasihati Nana ketika ia salah. Nanutlah yang sangat mengerti dirinya, yaah walaupun Nanut sangat menyebalkan. Tapi Nana mencintai Nanut, sangat mencintai Nanut.
Perjalan menuju sekolah sangat menyenangkan,karena Nanut selalu berkomentar lucu tentang orang - orang yang melewati mereka.
"Hei, kau lihat tidak pria yang berkacamata itu?"
"iya, kenapa? waahh kamu suka ya? nanti aku bilangin deh Nut"
"Kamu tuh tahu aja, aku suka yang cakep - cakep"
"iyalah, You are my best friend!" Mereka tertawa bersama - sama. Sampai semua orang menatapnya heran. Akhirnya mereka berlari dari tempat itu sambil terus tertawa - tawa.

*****

"Kamu baru begitu aja cengeng banget sih!"
"tapi aku sayang banget sama dia Nut"
"Masih banyak yang sayang sama kamu!"
"Tapi aku cuma cinta sama dia Nut"
"Ah terserah kamulah, susah bilangin kamu!"
"Nut jangan marah" tiba - tiba dia pergi meninggalkan Nana sendiri dengan keadaan terpuruk..
dua jam telah Nana habiskan hanya untuk menangis sebelum Nanut kembali lagi.
"Liat aja nanti kalo aku ketemu sama dia, rasakan tinjuku ini"
"Jangan Nut, biarkan saja, aku sudah ikhlas kan dia"
"Brengsek! Jangan kau samakan aku denganmu. Aku bukan orang yang mudah memaafkan sepertimu"
"Please Nut, jangan!!! Nanti kita berdua yang kena masalah"
"Persetan dengan semuanya. Sialan banget tuh orang udah nyakitin kamu!"
"Nut, gak boleh gitu ah. Istigfar Nut"
"Diem aja Na, aku lagi kesel, gak ada yang bisa kamu lakukan"
"Kalo kamu kesel aku juga ikut merasakan Nut"
"Bangsat!"
Nanut pergi lagi. Nana sekarang sendiri untuk meredam amarah Nanut. Semoga nanti kalo dia kembali amarahnya sudah tidak seseram tadi. Nana tidak pernah berhenti mengharapkan itu. Mungkin untuk saat ini Nanut tidak perlu datang dulu, namun kadang Nanut suka tiba - tiba datang tanpa sepengetahuan Nana.

****

"Itu dia orangnya"
"Nut jangan" Rengek Nana sampai menangis
"Heh Anjing! Sini lo!"
"Lo kalo emang gak suka sama Nana lagi jangan kayak gitu caranya"
"Maksud kamu?"
"Lo nggak tau kan si Nana sekarang keadaannya gimana?" Pemuda itu hanya tercengang mendengar kata - kata gadis itu.
"Lo bener - bener ya" Plak satu tamparan telak mendarat di pipi pemuda itu. dan lagi - lagi dia hanya terdiam
"Awas lo nyakitin Nana lagi! Gw gak bakal kasih ampun sama Anjing kudisan kayak lo! Jangan mentang - mentang lo ngerasa ganteng dan punya kedudukan lo bisa seenaknya sama orang!"
Wajah pria itu semakin membelalak ngeri.
"Nana juga manusia, dia itu cinta mati sama lo! Lo gak bakal bisa nemuin cewek lain yang bisa nyaingin rasa cinta Nana buat lo"
Pemuda itu bangun dan memeluk Nana.
"Anjrit lepasin gak!"
"Na, diam sebentar" Nanut menurut kepada pemuda itu.
"Aku sayang banget sama kamu, aku tahu tadi itu bukan kamu yang mengungkapkan semua itu, tapi kini aku sadar. Maafin aku ya Na"
"Lepasin gw Bajingan"
"Ok, siapapun kamu, gw minta maaf telah nyakitin Nana..."
"Tau gak? sampe lo maafpun lo gak pantes diterima Nana" pemuda itu tersenyum dan berjalan memunggungi mereka dengan berlinang air mata.

***

"Udah aku bilang kan Nut, semuanya malah kacau"
"Iya maafin aku ya Na"
"Gak papa Nut yang penting kita di sini berdua. Kamu jangan pernah tinggalin aku ya Nut?"
Nanut tidak menyahut, Nana panik, dia tidak ingin sendirian di ruang isolasi ini. Dia menjerit histeris.
"Na aku di sini. Aku capek mau istirahat dulu" Nana bernapas lega. Senangnya Nanut tidak meninggalkan dirinya. Dokter Samuel mengunjunginya dengan senyuman riangnya.
"Apa kabar Nana?"
"Baik Dok"
"Nanut tidak mau ikut berbicara?"
"Tidak, dia sedang tidur katanya kelelahan"
"Oh, jadi sekarang hanya ada aku dan Nana yang sebenarnya?"
Nana mengangguk dan menatap Dokter Samuel dalam - dalam. "Akankah Nanut hilang dari diri saya dok?"
"Tergantung kamu mau melepasnya atau tidak" Lagi - lagi dokter Samuel tersenyum dan menatapnya lekat. "Tenang Na, kamu akan sembuh"
Nana mengangguk pasrah...

Tidak ada komentar:

 

Most Reading

Tags