Menggaruk - garuk kepalanya. Mencari sesuatu yang terlupakan. Berpikir lama sambil termenung atau malah melamun. Hal apa yang baru saja dia lewatkan. Hingga alis itu bertaut menjadi satupun tak nampak titik terang sedikitpun. Ah, dia sangat membenci ketika hal ini terjadi lagi.
Memang salahnya, kenapa tak dia torehkan seperti biasa tinta itu di atas kertas. Agar menjadi memori kedua yang bisa diandalkan. Tak seperti penyimpan yang ada dalam otaknya. Hahaha... Hanya berfungsi seperti RAM dalam PC.
"Fan, bawa ini" mengambilnya tanpa berpikir panjang. Melihat dari semua sudut covernya. Buku yang bagus, tapi untuk apa. "Ini kubelikan khusus untukmu, karena buku yang kemarin kan sudah habis halamannya" Fandi tersenyum getir. Sampai - sampai memorinya expired pun dia tidak ingat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ganti donk pake i7
memory 4 G
pasti tokcer...
hehehe
Posting Komentar