Pengikut





Assalamu'alaikum... Welcome to my site

Find this blog

blog

Male Brain

Rabu, 03 November 2010

 
Belum habis melahap buku yang satu itu. Namun, keinginan untuk sedikit mengulas tentang buku itu lumayan mengusik tangan untuk mengetikkannya di tuts keyboard ini.
Yak, hmmm.... Buku itu lumayan bagus, jika diberikan skala dari "lumayan" ke "bagus" sudah tinggal 0,5 cm. Kenapa tidak saia bilang bagus saja sekalian? karena saiapun belum mengkhatamkan buku tersebut. Jadi kemungkinan resume dari tulisan saia yang sekarang tidak akan menjangkau keseluruhan isi buku tersebut.

Buku Male Brain lebih menekankan pada pola pikir dan apa yang sebenarnya sedang dipikirkan para pria pada suatu kondisi tertentu.
Contoh kasus : Ketika wanita menangis dihadapannya dengan mengadukan masalah yang sedang dia hadapi, pria hanya akan sebentar terlarut dalam emosi dan sirkuit dalam otaknya membawanya pada departemen pemecah masalah, sehingga masalah wanita itu bisa terselesaikan. Namun kadang, tindakan pria yang seperti itu dianggap para wanita sebagai bagian dari cara pria agar tidak mendengarkan keluh kesah dari si wanita.
Dan pada akhirnya "boom" ributlah pasangan tersebut.
Pada dasarnya ketika wanita menceritakan masalah, dia tidak serta merta membutuhkan sebuah solusi yang nyata. Mereka hanya membutuhkan sebuah empati, pegangan tangan, dan menghapus air mata mereka. Lain ceritanya, jika si wanita sudah menanyakan "Bagaimana pendapatmu?" atau "Aku harus bagaimana?" atau "Kau punya solusi?" dan masih banyak lagi yang dapat menjadi tanda bahwa mereka membutuhkan masukan.

Lalu contoh kasus untuk para remaja, ketika pria kecil beranjak menjadi pria dewasa, mereka mengalami transisi menjadi remaja, bukan? dan hormon testosteron yang disuntikkannya pada saat sebelum mereka remaja dapat diibaratkan hanya 1 gelas sehari, namun ketika memasuki usia remaja, suntikan hormon yang tadinya hanya 1 gelas sehari dapat bertambah hingga menjadi 15 kali lipat dari sebelumnya.
Itulah mengapa, para pria remaja mengalami gejolak emosi yang "kurang" wajar karena ledakan - ledakan hormon pada tubuh mereka yang menyebabkan mereka seperti itu.
Wajah datar tanpa ekspresi yang terlihat ketika dia kecil dapat terlihat menjadi sangat bermusuhan ketika menginjak usia remaja. Pria remaja tersebut mengaktifkan otak bagian waspadanya pada orang - orang yang dianggapnya tidak bersahabat.
Dan untuk kasus biologisnya sedikit banyak saia menangkap. Bahwa pria yang sudah beranjak dewasa akan mengeluarkan aroma khas tubuhnya, yang kita sebut feromon selanjutnya. Dan seorang wanita dapat menangkap bau feromon tersebut. Lalu akan dikirimkannya ke otak untuk mengetahui apakah pria tersebut dapat dikatakan pria yang subur untuk proses pembuahan anaknya? Karena ketika otak mengatakan "tidak" maka sebuah pendekatan akan di stop langsung oleh wanita.


Dan tahukah kalian bahwa ketika sepasang kekasih memiliki gen yang hampir sama atau mirip, maka dapat dipastikan keturunan mereka akan mudah sekali terserang penyakit. Bagaimana kita mengetahui apakah gen kita mirip atau hampir sama dengan gen pasangan kita? Ayo makanya baca bukunya :D jadi gag penasaran deh :P

1 komentar:

KEN mengatakan...

buku nya menggunakan bahasa apa gan..?

 

Most Reading

Tags